Peluncuran State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2024/2025, menegaskan kembali posisi Indonesia sebagai salah satu aktor utama ekonomi Islam global. Laporan dengan tema “From Crisis to Catalyst: Evolving Islamic Economy Opportunity,” diluncurkan secara resmi di Kantor Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, pada Selasa (8/6), menyoroti transformasi peluang ekonomi syariah di tengah krisis global.
Wakil Presiden ke-13 RI, sekaligus Ketua Dewan Penasehat IAEI Periode 2019-2025, Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin dalam pidatonya menyampaikan bahwa Indonesia memiliki modal besar baik secara demografis maupun moral untuk memimpin arus utama ekonomi Islam dunia. “Indonesia memiliki legitimasi moral dan demografis untuk menjadi pusat ekonomi syariah dunia,” tegas Ma’ruf Amin.
Laporan SGIE, yang disusun oleh DinarStandard bekerja sama dengan Dubai Islamic Economy Development Centre, merupakan acuan strategis tahunan dalam mengukur kinerja dan tren ekonomi syariah global lintas sektor: makanan halal, keuangan syariah, busana modest, kosmetik dan farmasi halal, media dan rekreasi halal, serta wisata ramah Muslim.
Tahun ini, Indonesia menempati peringkat ke-3 Global Islamic Economy Indicator, naik secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia bahkan meraih posisi nomor satu dunia dalam sektor media dan rekreasi halal, serta bertengger di posisi dua besar dalam sektor makanan halal dan keuangan syariah.
Peluncuran Laporan SGIE 2024/2025 bukan hanya sekadar agenda tahunan, melainkan representasi dari transformasi besar yang tengah digerakkan oleh Indonesia di panggung ekonomi Islam global. IAEI percaya bahwa dengan kolaborasi dan visi jangka panjang, Indonesia tak hanya siap bersaing, tetapi juga siap untuk menjadi pemimpin global.