Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) sukses menyelenggarakan Workshop on Teaching Macroeconomics from a Islamic Perspective pada 25-26 Januari 2023 di Bogor. Workshop internasional ini terselenggara atas kerja sama dengan berbagai institusi antara lain International Federation of Islamic Economics and Finance Education (I-FIEFE), the International Institute of Islamic Thought (IIIT) East and Southeast Asia, the Centre for Islamic Economics of International Islamic University Malaysia, dan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University.
Workshop yang berlangsung selama dua hari ini, bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam pengajaran ekonomi makro Islam. “Meskipun pertumbuhan industri ekonomi syariah sangat baik, namun perkembangan kebijakan dan kerangka ekonomi makronya masih tertinggal. Ini benar dalam ranah teori, belum lagi praktik. Mengingat tantangan yang ditimbulkan oleh ketidakpastian global saat ini, memiliki teori ekonomi makro yang sehat dari perspektif Islam yang memang dibutuhkan saat ini,” kata Irfan Syauqi Beik, Wakil Ketua Umum VI IAEI.
Agenda Wrokshop hari pertama difokuskan untuk berbagi pengalaman para pakar ekonomi Islam terkemuka dari berbagai lembaga di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Selain IPB dan IIUM, narasumber berasal dari Universitas Buraimi Oman, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Universitas Ibnu Khaldun.
Agenda Workshop hari kedua bertujuan untuk menciptakan pemahaman bersama tentang isu-isu dan pendekatan dalam pengajaran ekonomi makro dari perspektif Islam. Workshop ini menggunakan metode diskusi kelompok terarah, di mana para peserta dibagi menjadi empat kelompok kecil untuk membahas berbagai topik pengajaran ekonomi makro Islam. Topiknya meliputi (i) Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi, (ii) Peran Pemerintah/Sektor Publik dan Kebijakan Fiskal, (iii) Isu Makroekonomi dari Siklus Bisnis, Pengangguran, dan Inflasi, dan (iv) Peran Pihak Ketiga dan Sukarelawan.
Dalam sambutannya, Mohamed Aslam Haneef, seorang profesor di IIU Malaysia, mengatakan bahwa “dengan bertukar pengalaman dan catatan, diharapkan 'konsensus disiplin' yang lebih baik dapat dikembangkan terutama di kawasan Asia Tenggara, yang paling aktif dalam Ekonomi Islam. dan pendidikan Ekonomi Islam dalam 15 tahun terakhir.”
Sebagai hasil, forum menyepakati draf pertama buku referensi sebagai bahan utama dan pedoman pengajaran ekonomi makro dari perspektif Islam. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi internasional yang dapat diadopsi oleh lembaga pengajaran ekonomi Islam di seluruh dunia.
Acara ini juga sekaligus menandai pengumuman resmi IAEI sebagai co-founding member International Federation of Islamic Economics and Finance Education (I-FIEFE), bergabung dengan IsDB Institute, King Abdul Aziz University Saudi Arabia, International Associations for Islamic Economics UK, dan IIU Malaysia. I-FIEFE adalah asosiasi internasional yang bertujuan untuk memajukan pendidikan ekonomi dan keuangan Islam di seluruh dunia.