Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (DPP IAEI) menyelenggarakan program Sarasehan Internal Strategis IAEI (SINERGI) edisi ke-2 dengan tema “Program-Program Prioritas Indonesia Menuju Pusat Industri Produk Halal Dunia,” pada Jumat (11/02) secara virtual melalui platform Zoom Meeting. Wempi Saputra selaku Wakil Sekretaris Jenderal II IAEI yang juga merupakan Kepala Sekretariat KNEKS menjadi pemateri dan Safri Haliding memimpin diskusi sebagai moderator.
Industri halal global dalam lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang positif meskipun sempat terkontraksi akibat pandemi Covid-19. Sektor makanan halal dan fesyen muslim memiliki porsi pengeluaran terbesar dengan rata-rata mencapai lebih dari 74% di antara semua sektor. Berdasarkan State of Global Islamic Economy Report (SGIE) 2020/2021 potensi pasar halal global semakin tumbuh seiring dengan peningkatan atas permintaan produk halal. Hal ini sejalan dengan peningkatan populasi muslim global yang mencapai 1,9 miliar pada tahun 2019 dan diperkirakan akan tumbuh dua kali lebih cepat dari populasi dunia secara keseluruhan.
Sesuai dengan arahan Wakil Presiden Republik Indonesia, visi pengembangan industri halal Indonesia adalah selain untuk mengisi kebutuhan domestik yang sangat besar, juga untuk memperluas peran dalam perdagangan produk halal global.
Sinergi adalah kata kunci. Terkait dengan pengembangan industri halal itu sudah terlalu banyak rencana yang disusun oleh kementerian dan lembaga, tetapi sinergi atau implementasi itu menjadi suatu keniscayaan dan syarat agar Indonesia menjadi industri halal terkemuka.
“Kita tidak bisa kerja biasa-biasa saja, harus luar biasa, bahkan kalau perlu 24/7 dengan sinergi yang kuat. Karena PR kita sangat banyak dalam mengembangkan ekonomi syariah ini. Modal semangat dan pengetahuan saja tidak cukup, diperlukan adanya kolaborasi dengan stakeholder dan berbagai kalangan.” Ujar Dr. Wempi Saputra, M.P.F., Wakil Sekretaris Jenderal II IAEI/ Kepala Sekretariat KNEKS.