Indonesia berhasil menempati posisi ke-3 pada Global Islamic Economy Indicator (GIEI) 2023. Pada Presidensi G20, Indonesia membentuk The Halal 20 (H20) Forum, yang merupakan tonggak penting dalam pengembangan dan kemitraan ekosistem industri halal global. Bersama Malaysia dan Arab Saudi, Indonesia memimpin indeks di antara 81 negara dengan ekosistem ekonomi Islam terkuat.
Permintaan terhadap produk halal meningkat secara signifikan selama beberapa dekade terakhir. Mayoritas negara OKI bergantung pada impor yang sebagian besar berasal dari negara non anggota OKI. Serupa dengan laporan SGIE sebelumnya, hanya dua negara OKI, yaitu Turki dan Indonesia, yang masuk dalam 10 besar eksportir ke negara-negara OKI, dengan kontribusi sebesar 53,7% dari total ekspor.
Berbeda dengan tren global, investasi yang terkait dengan ekonomi Islam atau yang melibatkan negara anggota OKI sebagai investor atau target menunjukkan pertumbuhan nilai sebesar 128% dari US$11,4 miliar pada tahun 2021/22 menjadi US$25,9 miliar pada tahun 2022/23. Jumlah transaksi merger dan akuisisi (M&A), ekuitas swasta (PE), dan modal ventura (VC) yang relevan meningkat dari 199 transaksi pada tahun 2021/22 menjadi 220 transaksi pada tahun 2022/23.
Sektor perbankan Islam menyumbang 70% dari Aset syariah global periode 2021/2022 senilai US$3,96 triliun, meningkat 17% dari tahun 2020/2021 senilai US$3,37 triliun. Pada tahun 2025/26 diperkirakan mencapai US$5,94 triliun, tumbuh dengan CAGR sebesar 9%. Dalam bidang keuangan dan perbankan Islam, Indonesia berada di posisi ke-7 secara global. Kemajuan signifikan sukuk ramah lingkungan dan berkelanjutan terlihat jelas di seluruh dunia. Indonesia sendiri menerbitkan Green Sukuk global terbesar senilai US$1,5 miliar untuk proyek energi terbarukan. Selain itu, fintech syariah Indonesia Hijra (sebelumnya bernama ‘Alami’) berhasil menghimpun dana sebesar US$67,6 juta dan menyalurkan lebih dari US$300 juta kepada UKM.
Di sektor makanan halal, pengeluaran konsumen Muslim untuk makanan meningkat 9,6% pada tahun 2022 menjadi US$1,4 triliun, naik dari US$1,28 triliun pada tahun 2021. Indonesia masih menjadi pasar terbesar (peringkat 2 global) dalam hal konsumsi. Kerja sama perdagangan, seperti perjanjian perdagangan bilateral ASEAN, membuka peluang baru untuk produk halal di sektor perdagangan. Selain itu, adanya sertifikat halal untuk daging di pasar Asia Timur dan Afrika Selatan menghadirkan prospek yang menjanjikan untuk ekspansi perdagangan halal.
Sementara itu, keberlanjutan dan praktik etis dalam produksi serta penggunaan bahan halal semakin penting dalam industri modest fashion. Pada tahun 2022, belanja Muslim untuk pakaian bernilai US$318 miliar, meningkat 8,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Indonesia berada di posisi ke-3 global untuk industri modest fashion. Merek hijab Indonesia Elzatta memasuki Bursa Efek Indonesia (BEI) terdaftar sebagai Elcorps dengan IPO sebesar Rp170 miliar (US$114,218.58). Ini merupakan retail fashion muslim pertama yang listing di Indonesia.