Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menghasilkan kemajuan yang sangat signifikan. Pada survey periode ini, pertama kalinya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mampu memberikan proses survey yang lebih berkualitas dan akurat dalam menggambarkan kondisi literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia saat ini. Komponen yang diukur terhadap produk dan layanan jasa keuangan mencakup pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap dan perilaku masyarakat.
Indeks literasi keuangan syariah tahun ini mencapai 39%. Ini menjadi pertumbuhan tertinggi, mengingat indeks literasi periode 2019-2022 mengalami stagnasi di angka 9%. Di sisi lain, Indonesia masih mengalami stagnasi pada indeks inklusi keuangan syariah yang masih berada pada posisi 12%. Hal ini harus menjadi perhatian bersama, sebab berpengaruh terhadap optimalisasi penggunaan produk keuangan syariah oleh masyarakat.
OJK telah mengukur indeks literasi dan inklusi sejak tahun 2013, sebagai salah satu wujud komitmen untuk terus mendorong industri sektor jasa keuangan syariah di Indonesia. Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah merupakan salah satu indikator yang menjadi acuan tingkat pemahaman dan penggunaan/akses masyarakat Indonesia terhadap produk/layanan jasa keuangan syariah.
Tujuan diadakannya SNLKI secara periodik untuk memberikan evaluasi bagi perumus kebijakan mengenai kondisi literasi dan inklusi keuangan masyarakat dan mendapatkan gambaran untuk menentukan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan khususnya pada sektor syariah di Indonesia.
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Bapak Juda Agung, tantangan sektor industri keuangan syariah menghadapi 3 masalah utama. Pertama, sektor industri yang luas turut menjadikan persoalan ketersediaan produksi dan kualitas bahan baku sebagai salah satu tantangan tersendiri untuk menyediakan produk halal. Kedua, inovasi model bisnis keuangan syariah untuk memperluas basis investor dan pemanfaatan digital. Ketiga, Literasi Keuangan dan Ekonomi Syariah. Poin literasi menjadi perhatian khusus yang terus diusahakan oleh seluruh pemangku kepentingan untuk terus mendorong peningkatan angka literasi keuangan dan ekonomi syariah.
Sebagai organisasi akademisi dan praktisi yang melakukan kajian, pengembangan, edukasi, sosialisasi dan literasi ekonomi Islam, IAEI turut mendukung melalui berbagai program. Secara konvensional IAEI aktif memberikan literasi melalui kegiatan Kuliah Umum, Seminar, Talkshow dan Workshop, Kajian dan Focus Group Discussion hingga kompetisi Indonesia Sharia Financial Olympiad (ISFO) bersama Otoritas Jasa Keuangan yang menjangkau pendidikan dasar dan menengah.
Selain itu, IAEI juga aktif membuat konten-konten literasi di media sosial untuk menjangkau publik yang lebih luas. Program seperti EKSIS (Ekonomi Islam dan Isu Strategis), Horizon Ekonomi Islam, LISTEN (Literacy on Islamic Thought and Economics) dan Buletin Riset Ekonomi Keuangan Syariah (BREAKS) mencoba memberikan insight seputar ekonomi Islam.