Di tengah hiruk pikuk kehidupan perantauan, persoalan keuangan kerap menjadi tantangan senyap bagi rumah tangga Pekerja Migran Indonesia (PMI). Jauh dari kampung halaman, dengan pendapatan yang diperoleh dari kerja keras di negeri orang, banyak keluarga PMI masih berhadapan dengan keterbatasan literasi keuangan, risiko pinjaman ilegal, hingga keputusan finansial yang rentan. Berangkat dari realitas inilah, Gerakan Sosial PIALANG (Pintar Kelola Uang) hadir sebagai ikhtiar kolektif untuk memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga PMI berbasis nilai-nilai syariah.
Kegiatan bertajuk “Gerakan Sosial PIALANG: Literasi Keuangan Syariah bagi Rumah Tangga Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia” ini diselenggarakan pada Ahad, 14 Desember 2025, bertempat di Sanggar Bimbingan (SB) Segambut, Kuala Lumpur, Malaysia. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) FEB Universitas Indonesia dan Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (DPW IAEI) Malaysia, sebagai bagian dari skema Pengabdian Masyarakat Internasional Universitas Indonesia.
Dalam sambutannya, Nur Kholis, M.S.E., Wakil Kepala PEBS FEB UI, menegaskan bahwa PMI memegang peran strategis tidak hanya sebagai tulang punggung keluarga, tetapi juga sebagai kontributor penting bagi perekonomian nasional. Malaysia tercatat sebagai negara penempatan terbesar PMI, dengan jumlah mencapai lebih dari 1,4 juta orang. Namun, besarnya kontribusi tersebut belum sepenuhnya diiringi dengan kesiapan literasi dan inklusi keuangan, khususnya yang selaras dengan prinsip syariah.
“Rendahnya literasi keuangan syariah dan maraknya praktik keuangan eksploitatif seperti pinjaman online ilegal menjadi alarm bagi kita semua. Program PIALANG hadir untuk menjembatani kesenjangan itu, dengan pendekatan yang praktis, etis, dan membumi,” ujar Nur Kholis di hadapan para peserta yang mayoritas merupakan ibu-ibu PMI.
Senada dengan hal tersebut, Nashr Akbar, M.Ec., Wakil Ketua II DPW IAEI Malaysia periode 2024–2028, menekankan pentingnya peran komunitas dan jejaring diaspora dalam memperkuat literasi ekonomi syariah di luar negeri. Menurutnya, kolaborasi antara akademisi dan organisasi profesi seperti IAEI menjadi kunci agar edukasi keuangan tidak berhenti pada satu kegiatan, tetapi berkelanjutan dan berdampak luas.
Sesi materi inti kegiatan diisi oleh Rahmatina A. Kasri, Ph.D., Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah (PEBS) FEB UI, bersama Thuba Jazil, M.Sc. (Fin), Wakil Ketua III DPW IAEI Malaysia periode 2024–2028. Penyampaian materi diawali dengan penguatan konsep Islam dalam pengelolaan harta, bahwa harta pada hakikatnya merupakan amanah dari Allah SWT yang harus dikelola secara bertanggung jawab, adil, dan berorientasi pada kemaslahatan keluarga.
Berangkat dari landasan tersebut, peserta diajak memahami praktik perencanaan keuangan syariah secara aplikatif, mulai dari pengelolaan pendapatan dan penyusunan anggaran rumah tangga, pentingnya dana darurat sebagai penyangga di masa krisis, manajemen utang yang bijak, hingga pengenalan instrumen keuangan dan investasi yang sesuai prinsip syariah. Penekanan khusus juga diberikan pada kewaspadaan terhadap pinjaman online ilegal dan investasi bodong yang kerap menyasar komunitas migran dengan iming-iming keuntungan instan.
Lebih dari sekadar transfer pengetahuan, Gerakan Sosial PIALANG dirancang sebagai ruang dialog dan refleksi bersama. Para peserta diajak untuk menyadari bahwa perencanaan keuangan bukan semata persoalan angka, melainkan ikhtiar jangka panjang untuk menjaga keberkahan rezeki, ketenangan keluarga, dan masa depan anak-anak mereka. Nilai-nilai Islam seperti keadilan (al-‘adl), kehati-hatian, kerja sama (ta‘āwun), dan tanggung jawab menjadi landasan utama dalam setiap pembahasan.
Dampak kegiatan ini terasa nyata bagi para peserta. Sri Novita Sari, yang telah lebih dari 15 tahun bekerja dan menetap di Malaysia, mengaku memperoleh perspektif baru dalam mengelola keuangan keluarga. “Ini bagus sekali karena membuka wawasan kita. Apa yang diajarkan tadi sangat bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk anak-anak saya,” ujarnya seusai mengikuti seluruh rangkaian pelatihan.
Melalui kegiatan ini, PEBS FEB UI dan DPW IAEI Malaysia berharap rumah tangga PMI tidak lagi menjadi sasaran empuk praktik keuangan yang merugikan, melainkan tumbuh sebagai komunitas yang cakap secara finansial, mandiri, dan berdaya. Ke depan, Gerakan Sosial PIALANG juga diarahkan untuk menghasilkan luaran berkelanjutan berupa modul edukasi, konten video literasi keuangan, serta diseminasi pengetahuan ke komunitas diaspora Indonesia di wilayah lain.
Di SB Segambut hari itu, literasi keuangan tidak hanya hadir sebagai materi pelatihan, tetapi sebagai harapan baru—bahwa dari pengelolaan keuangan yang lebih bijak dan Islami, kesejahteraan keluarga PMI dapat tumbuh lebih kokoh, meski jauh dari tanah air.


