Dalam rangka meningkatkan literasi ekonomi Islam, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (DPP IAEI) memperluas jaringan kepengurusan dengan membentuk Komisariat di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto untuk Periode 2022-2026 pada Jumat (13/5), di Auditorium Laboratorium Terpadu Lt. 6 Fakultas Ekonomi Bisnis Unsoed.
Acara pelantikan diawali dengan pembacaan surat keputusan DPP IAEI oleh Wahyu Jatmiko, Ph.D selaku Sekretaris Eksekutif IAEI, yang dilanjutkan dengan prosesi pelantikan pengurus oleh oleh Astera Primanto Bhakti, selaku Sekretaris Jenderal IAEI. Melalui pelantikan ini, maka pengurus IAEI Komisariat Universitas Jenderal Soedirman periode 2022-2026 telah resmi mengemban amanah dalam kepengurusan organisasi.
Prof. Wiwiek Rabiatul Adawiyah, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Komisariat IAEI Unsoed dalam sambutannya menyampaikan, bahwa momentum pelantikan ini adalah amanah yang kemudian harus dijalankan dengan penuh keikhlasan. Hal ini juga merupakan peran yang perlu dilakukan pengurus sebagai agent of change, dengan tujuan agar syiar ekonomi syariah dapat terus menjalar di seluruh kehidupan sosial masyarakat melalui SDM yang dimiliki.
Rektor Universitas Jenderal Soedirman, Prof. Dr. Ir. Akhmad Shodiq, M.Sc. Agr., menyampaikan bahwa kunci utama dari sebuah asosiasi adalah visi dan misi yang dimiliki agar selanjutnya dapat mencapai cita-cita bersama. Hal ideal yang dapat dilakukan adalah dengan membuat roadmap sebagai tanggung jawab sesuai masing-masing bidang. Beliau juga berharap dengan terbentuknya IAEI Unsoed ini dapat memberikan dampak positif untuk tingkat mahasiswa, universitas, maupun seluruh elemen masyarakat.
Astera Primanto Bhakti selaku Sekretaris Jenderal IAEI menyampaikan bahwa terbentuknya IAEI yang telah didirikan selama hampir 2 dekade ini membawa cita-cita besar untuk para pakar ekonomi Islam. Ilmu ekonomi ini berarti masuk ke seluruh instrument kehidupan, apalagi ditambah dengan syariat. Di samping itu, IAEI masuk ke dalam suatu jaringan yang sangat terintegrasi dari seluruh jajaran yang erat kaitannya dengan ekonomi syariah dan tentunya dengan sifat kolaboratif, baik dari kalangan ulama, akademisi,ataupun para pakar ekonomi syariah. Sebagaimana arahan dari Ibu Sri Mulyani Indrawati, selaku Ketua Umum IAEI, adalah bagaimana kita tidak dikotomikan dengan ekonomi umum dan ekonomi syariah. Hal ini dikarenakan dalam keseharian kita hakikatnya sudah banyak kegiatan yang dilakukan sesuai syariat namun tidak menggunakan istilah syariat. Inilah tugas kita untuk melakukan syiar kepada masyarakat.
“Mari bahu membahu untuk istiqomah menjalankan program yang ada, kami di pusat akan terus memberikan support. Jangan sampai momentum pelantikan ini hanya selesai begitu saja. Apalagi melihat bahwa Indonesia halal food berada di kisaran 10 besar dunia, kemudian Indonesia fashion muslim berada pada posisi 5 besar dunia, sedangkan di sisi lain hal yang disayangkan adalah pasar kita masih terbatas dari sisi supply karena literasi yang kurang. Inilah peran kita untuk melakukan terobosan agar pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah semakin baik. Semoga kita bisa melihat sesuatu yang baru terkait ekonomi syariah dari Purwokerto ini.” – Astera Primanto Bhakti, Sekretaris Jenderal IAEI.