Dalam rangka meningkatkan literasi keuangan Syariah khususnya Pasar Modal Syariah, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) bersama Dewan Pimpinan Wilayah IAEI Bengkulu dan PT Bursa Efek Indonesia menggelar kegiatan Workshop Pasar Modal Syariah secara virtual pada Kamis (21/7).
Ketua DPW IAEI Bengkulu menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk sinergi IAEI dalam meningkatkan literasi pasar modal syariah yang relatif masih rendah di Bengkulu. “Kegiatan ini sangat penting buat kita supaya terjadi pemahaman dan tidak salah dalam mempraktekkan atau melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal,” Dr. Asnaini, MA., Ketua DPW IAEI Bengkulu.
Upaya peningkatan literasi kepada generasi muda terlihat dengan semakin meningkatnya jumlah investor milenial pada instrumen keuangan Syariah. Berdasarkan data OJK, selama tahun 2020, jumlah investor retail di saham Syariah meningkat 25% dibanding tahun sebelumnya, yang mana sebanyak 70% dari jumlah tersebut adalah kaum milenial. Milenial juga patut diapresiasi karena sudah mulai ikut aktif berpartisipasi untuk berinvestasi melalui Sukuk.
Dr. Asfi Manzilati, Bidang Pengembangan Pasar Modal dan IKNB Syariah, DPP IAEI menegaskan, untuk mengembangkan potensi besar pasar modal syariah di Indonesia, inovasi dan sinergi antar pihak menjadi sangat penting untuk dilakukan. Baik pihak pemerintah, regulator, industri, lembaga sosial dan akademisi harus bahu-membahu dalam meningkatkan literasi dan inklusi Pasar Modal Syariah di Indonesia.
Untuk itu IAEI berusaha untuk membangun sinergi antara lembaga keuangan syariah, lembaga pendidikan dan pemerintah dalam membumikan ekonomi syariah di Indonesia. IAEI juga tengah menjalankan serangkaian program Road to Muktamar V, IAEI mengusung program-program yang berfokus pada penguatan kontribusi melalui inovasi dan sinergi. Workshop Pasar Modal Syariah ini menjadi salah satu dari program untuk sinergitas dan inovasi tersebut.