Eksistensi kedermawanan merupakan hal yang konstan di masyarakat. World Giving Index menawarkan wawasan unik tentang keterlibatan masyarakat dalam kegiatan sosial demi kepentingan komunitas dan memperjuangkan pertumbuhan kedermawanan global. Studi yang dilakukan Charities Aid Foundation (CAF), lembaga non-profit di Inggris, melihat tiga aspek perilaku beramal dan menanyakan: “apakah Anda telah melakukan hal-hal berikut ini dalam satu bulan terakhir?” pada responden di 142 negara dalam membantu orang asing atau seseorang tidak dikenal yang membutuhkan bantuan; menyumbangkan uang ke badan amal; dan menyumbangkan waktu untuk sebuah organisasi.
Beberapa temuan di tahun 2023 dari hasil World Giving Index Report. Pertama, orang religius memiliki indeks beramal lebih tinggi dikarenakan lembaga dan organisasi keagamaan memainkan peran penting dalam amal dan membantu orang lain, menghimpun dana, atau menjadi sukarelawan. Kesenjangan terbesar ditemukan di Afrika Sub-Sahara (41 vs 35), sementara di Eropa tidak ada perbedaan antara skor indeks kedua kelompok (masing-masing 38). Kedua, imigran menyumbang lebih banyak daripada warga negara yang paling menonjol terjadi di Timur Tengah, Afrika Utara (41 vs 33) dan Eropa (44 vs 37). Ketiga, kedermawanan terkait dengan kepuasan hidup dimana tujuh dari sepuluh negara dengan skor Giving Index teratas cenderung memiliki tingkat kebahagiaan di atas rata-rata, menurut laporan UN World Happiness, dibanding negara dengan skor Giving Index terbawah.
Indonesia menduduki posisi pertama dengan skor rata-rata sebesar 68, dengan rincian skornya meliputi membantu orang lain dengan skor 61%, mendonasikan uang dengan skor 82% dan menjadi sukarelawan dengan skor 61%. Beberapa faktor yang mempengaruhi Indonesia sebagai negara dermawan karena adanya sumbangsih dari lembaga filantropi untuk mengatasi kesenjangan pendanaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan untuk mengurangi dampak perubahan iklim di Indonesia, serta masih mengakarnya budaya kolaborasi melalui tradisi Indonesia “Gotong Royong”.
Besarnya skor Giving Index suatu negara tidak jauh dari peran Diaspora Giving, yaitu aliran uang kembali ke negara asal dari orang-orang yang telah pindah ke luar negeri dengan tujuan untuk mengirimkan kepada keluarga atau komunitas mereka. Bentuk dari Diaspora Giving ini termasuk kontribusi ekonomi, transfer pengetahuan, keterampilan profesional, dan dukungan dalam pembangunan nasional negara asal mereka. Hasil dari survey menunjukkan bahwa warga negara yang bermigrasi lebih dermawan dengan skor Giving Index global sebesar 43 dibanding warga negara yang menetap dengan skor 39.
Skor kedermawanan global tahun 2023 terjadi penurunan rata-rata skor Giving Index dari tahun sebelumnya sebesar 1%. Hal ini menunjukkan tingkat kedermawanan yang terlihat selama pandemi masih tetap terjaga dan tidak langsung menurunkan intensitas individu untuk berdonasi sekalipun pandemi telah usai.
Top 10 Negara Paling Dermawan Indonesia → 68 |
Top 10 Negara Tidak Dermawan Turki → 27 |