Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) sekaligus Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Prof. Brian Yuliarto, menyampaikan Keynote Speech dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IAEI di Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta. Dalam pidatonya, Mendiktisaintek menegaskan urgensi penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) ekonomi Islam yang unggul serta sinergi erat antara institusi akademik dan dunia industri sebagai kunci pengembangan ekosistem ekonomi Islam nasional.
Prof. Brian mengucapkan selamat kepada seluruh pengurus IAEI yang baru dilantik, menekankan bahwa tanggung jawab ini merupakan kontribusi vital bagi umat dan bangsa. Ia menyoroti cepatnya dinamika dan tantangan ekonomi global, yang menuntut Indonesia untuk memiliki SDM ekonomi Islam yang proaktif dalam merancang masa depan, bukan sekadar beradaptasi.
IAEI didorong untuk berperan sebagai "jembatan" yang menghubungkan riset akademik dengan kebutuhan praktis industri. Peran ini sangat krusial dalam memajukan industri halal, memperkuat ekosistem keuangan syariah, dan mendukung kemajuan UMKM berbasis kearifan lokal.
“IAEI dapat berdiri sebagai penjaga kurikulum ekonomi Islam, sekaligus menjadi jembatan antara perguruan tinggi dan industri terutama industri halal dan ekosistem keuangan syaria,” ujar Prof. Brian.
Kolaborasi tripartit antara perguruan tinggi, industri, dan lembaga terkait ditekankan sebagai prasyarat utama untuk menciptakan terobosan besar di sektor ekonomi Islam. Mengambil inspirasi dari sejarah Islam awal mengenai pengelolaan harta dan sosial, Mendiktisaintek meyakini bahwa ekonomi Islam mampu menjadi sumber kesejahteraan dan keadilan.
Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan inovasi sains-teknologi, Indonesia memiliki potensi kompetitif yang besar. Brian mengajak pengurus baru IAEI menjadikan momentum pelantikan ini sebagai komitmen kolektif untuk memperkuat riset dan inovasi, serta meningkatkan kemitraan kampus-industri untuk menjadikan ekonomi Islam kekuatan nyata yang mendorong kemandirian dan kedaulatan bangsa.
Didukung oleh pemerintah melalui Kemdiktisaintek, IAEI diharapkan memainkan peran strategis dalam empat aspek kunci dalam merancang dan mengawal kurikulum ekonomi Islam yang relevan dengan kebutuhan industri dan riset; memfasilitasi kolaborasi kampus-industri untuk inovasi dan hilirisasi hasil riset; mendukung pengembangan industri halal, keuangan syariah, dan UMKM berbasis ekonomi Islam; dan mendidik dan melahirkan SDM unggul yang kompetitif secara global.
Dengan arahan kebijakan ini, pelantikan pengurus IAEI periode 2025–2030 ditandai sebagai titik awal kolaborasi strategis yang lebih mendalam antara akademisi, industri, dan pelaku ekonomi, demi memperkuat fondasi ekonomi Islam Indonesia.
-converted.jpg)


