Dalam rangka meningkatkan literasi keuangan Syariah khususnya mengenai Pembiayaan Infrastruktur, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) bersama Dewan Pimpinan Wilayah IAEI Jawa Tengah dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) menggelar kegiatan Seminar Nasional Ekonomi Islam secara hybrid pada Kamis (13/1) di Syariah Hotel Solo. Seminar ini mengusung tema “Pembiayaan Syariah Infrastruktur Indonesia yang Berkelanjutan”.
Penyelenggaraan seminar berkaitan dengan mempertahankan momentum pembangunan yang berkesinambungan, seiring dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), maka investasi pada prasarana infrastruktur menjadi suatu pilihan rasional dan memiliki porsi besar dari total pengeluaran pemerintah. Hal ini menunjukkan besarnya komitmen pemerintah untuk penyelenggaraan prasarana infrastruktur dengan memprioritaskan sektor transportasi, komunikasi maupun energi.
Pasca pandemi Covid-19, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan mengambil kebijakan untuk penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas yang diarahkan dalam bentuk infrastruktur padat karya yang mendukung kawasan industri dan pariwisata, pembangunan sarana kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan dasar (air, sanitasi, pemukiman) untuk mendukung penguatan sistem kesehatan nasional.
Dalam era sekarang ini pemerintah banyak melakukan pembangunan, khususnya infrastruktur dan kebetulan Indonesia adalah merupakan negara dengan penduduk Islam terbesar dan potensi umat Islam sebagai investor melalui sukuk. Prof. Wisnu Untoro, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah IAEI Jawa Tengah.
Dalam hal ini, pemerintah tentu saja tidak bisa berjalan sendiri dalam menjawab tantangan yang ada. Seluruh pemangku kepentingan pembangunan infrastruktur, termasuk perguruan tinggi, harus mengambil andil dalam menjawab tantangan tersebut.
Ekonomi Syariah sebagai sistem ekonomi yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberlanjutan memiliki hubungan yang sangat erat dengan SDGs. Hal ini menjadi semakin penting ditengah usaha untuk membangun kembali ekonomi yang porak-poranda dikarenakan pandemi Covid-19.